Kamis, 05 Juli 2018

MULIAKAN TUHAN DENGAN HARTAMU

 Mateua 6 : 19 - 24
Apa yang kita baca melalui perkataan Yesus ini, secara sekilas mungkin menimbulkan kesan bahwa Tuhan Yesus sangat anti terhadap kekayaan. Kepemilikan harta pada dirinya sendiri dipandang keliru. Tabungan dan Investasi masa depan, ditentang. Asuransi sebagai sebuah proteksi pun dilarang. Kesan semacam ini jelas keliru. Alkitab tidak pernah melarang kepemilikan harta. Perintah ke-10 ("Jangan mengingini harta milik sesamamu") bertujuan untuk melindungi harta pribadi masing-masing orang. Nasihat untuk belajar kepada Semut yang menyiapkan perbekalan di saat susah (Ams 6:6-8; 30:25 menyiratkan bahwa kerja keras, Tabungan dan Asuransi pada dirinya sendiri tidaklah salah. Allah tidak anti terhadap kekayaan. Yang menjadi inti masalah di ayat 19-23 adalah ketamakan, bukan harta. Sama seperti ajaran Paulus, akar segala kejahatan bukanlah uang, melainkan cinta uang (1  Tim 6:10)

Selasa, 17 April 2018

MENGENANG SEORANG PEREMPUAN BERNAMA TAMAR

2 Sam. 13-39

Dalam Alkitab kaum perempuan kurang mendapat tempat dan peran yang seimbang dengan laki-laki. Laki-laki mendominasi pemeran utama dan perempuan hanya sebagai pemeran pembantu atau figuran saja dalam peran-peran historis perjalanan umat Allah.Tradisi orang Batak juga demikian walaupun kelihatannya sudah ada perubahan kearah kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Tradisi berbangsa dan bernegara terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia juga demikian. Itulah sebabnya kini sangat sering terdengar isu-isu mengenai masalah jender. Gerejapun mengadopsi tradisi tersebut. Sampai kini belum ada Paus, Uskup atau Pastor dari kalangan perempuan. HKBP baru dapat menerima perempuan menjadi penatua pada tahun 1982 dan baru pertama kali mentahbiskan perempuan menjadi pendeta pada tahun 1986.

Kamis, 14 Desember 2017

PASIDING MA HAJAHATON

1 Petrus 2 : 19 - 25

Yesus adalah simbol yang harus diteladani.....!

Na manguhuthon Jesus ingkon manaon haporsuhon.

Adong 2 bentuk haporsuhon :

- Haporsuhon ala ni pambahenanna / ulaon na roa
- Haporsuhon ala ulaon na denggan.

Mangihuthon Jesua manaon haporsuhon ala ulaon na denggan, ai ido asi-asi

Molo di taon halak arsak ni roha dohot pambahenan na so uhum, ala ingot ibana di Debata, ido asi-asi.

1 Petrus 3 : 11 - 12
Dipasiding ma  hajahaton, di ulahon ma na denggan, dilulu i ma dame, ima dieahi :
 Ai tu angka parroha na tigor do mata ni Tuhan; jala tu angka pangidoanni nasida do pinggolNa; alai bohi ni Tuhan i do alo ni angka sibahen na jat

Minggu, 07 Agustus 2016

Tahun Keluarga HKBP



                                                  Tahun 2016 Sebagai Tahun Keluarga HKBP

Tahun Keluarga HKBP berpedoman kepada thema dan sub thema yang telah disahkan oleh pimpinan HKBP, yaitu:
Tema: “Menjadi keluarga yang beribadah kepada Tuhan” diangkat dari Yosua 24:15c
Sub thema: “Keluarga Yang Beribadah Kepada Tuhan Terpanggil Menjadi Saksi Kristus Dan Menjadi Berkat”.
Tahun 2016 awalnya direncanakan sebagai Tahun Bapak, namun atas berbagai pertimbangan dari Pengurus Pusat HKBP, tahun 2016 diresmikan sebagai Tahun Keluarga HKBP dengan pola pemikiran, bahwa seorang bapak adalah seorang pemimpin ditengah-tengah Keluarga.

Tahun 2016 kita berharap akan banyak perubahan mendasar yang terjadi ditengah-tengah pelayanan HKBP Bekasi Timur Permai Resort Setia Mekar, dimana kita semua menginginkan agar semakin banyak kaum bapak yang mau aktif melibatkan dirinya dalam pelayanan gereja dan selalu rajin untuk mengajak semua anggota keluarganya untuk hadir saat kegiatan Kebaktian.

Mengacu pada Buku Panduan Tahun Keluarga HKBP yang dikeluarkan oleh Kantor Pusat Huria Kristen Batak Protestan, telah diberikan gambaran jelas tentang pelaksanaan Tahun Keluarga di masing-masing gereja, yaitu al :

1. Minggu Keluarga
Minggu keluarga akan dilaksanakan sekali dalam sebulan, pada Minggu ini, setiap bangku gereja akan diisi oleh satu keluarga penuh, yang terdiri atas Ayah, Ibu dan Anak. Hal ini dilakukan untuk mengharmoniskan keluarga di setiap jemaat HKBP. Bukan hanya itu saja, kita tidak dapat menutup mata, bahwa banyak jemaat kita yang tidak saling mengenal antara kekuarga yang satu dengan keluarga lainnya. Karena itu, duduk dalam satu deretan bangku gereja menjadi wadah bagi jemaat lain untuk lebih mengenal keluarga jemaat tersebut.

2. Tabungan/Celengan
Sesuai dengan program Kantor Pusat HKBP, di tahun 2016 kita akan melaksanakan tabungan/celengan per keluarga. Tabungan ini diadakan untuk mendukung pelayanan Gereja, Distrik dan Pusat. Panitia dari Kantor Pusat akan dibentuk serta mengunjungi jemaat-jemaat dalam rangka merealisasikan program ini.

Rabu, 03 Agustus 2016

PADUAN SUARA



Paduan suara atau kor (dari bahasa Belanda, koor) merupakan istilah yang merujuk kepada ensembel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh ensembel tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara membawakan musik paduan suara yang terdiri atas beberapa bagian suara.
 

Ber- Nyanyi adalah Hakikat Gereja

Padua Suara
Dalam pengertian ini, paduan suara juga mencakup kelompok vokal (vocal group), walaupun kadang kedua istilah ini saling dibedakan. Jika ada pagelaran musik yg menampilkan seorang Penyanyi atau sebuah Group Band, apa yg sebenarnya terjadi ?? Mereka memberi Pertunjukan, Menghibur, atau Sajiankah dan apa yg dilakukan oleh Hadirin ??. Mereka Menonton, Terpukau, dan
pasti mendapat Hiburan.

Banyak Orang mengira bahwa itulah juga yg terjadi jika ada Penyanyi, Paduan Suara / Kor tampil dlm Ibadah. Orang mengira bahwa Peran dan Fungsi dari Penyanyi, Paduan Suara / Kor memberi hiburan atau sajian kepada Umat / Jemaat. Umat atau Jemaat dianggap sebagai Penonton yg dipersilahkan menikmati sajian dari Penyanyi, Paduan Suara atau kor. Itu salah paham !! Peran dan Fungsi Paduan Suara / Kor dalam Gereja pada hakikatnya bukanlah utk memberi sajian dan bukan pula untuk menghibur.  Kalau begitu apa ya ?

Supaya jelas, baiklah Kita melihat dulu apa sebabnya Gereja ber-Nyanyi.
Di Alkitab tercatat bahwa Tuhan Yesus ber-Nyanyi (Matius 26:30), ada kemungkinan Nyanyian itu berasal dari Mazmur 114-118 karena terjadi pada Perjamuan Paskah.  Tradisi Gereja yg ber-Nyanyi ini ada kelanjutan dari tradisi Agama Yahudi yg memberi tempat penting bagi ber-Nyanyi dlm Ibadah di bait Allah (Tradisi ini bisa dilihat di Kitab Nyanyian Mazmur).

Kemudian dlm perjalanannya, Murid-murid Tuhan Yesus mulai mengadakan kebaktian yg makin terpisah dari Ibadah Agama Yahudi, namun kebiasaan ber-Nyanyi ini tetap dilanjutkan (Kolose 3:16), ayat dlm Kitab Kolose ini mau memperlihatkan bahwa Nyanyian mempunyai fungsi Didaktis (Pengajaran) dlm menanamkan Firman Kristus dan utk lengkapnya bahwa dari awalnya, Gereja memandang Nyanyian sebagai sarana Belajar dan Mengajar tentang Kristus ( Efesus 5: 18-19 ).
Siapa yg disuruh ber-Nyanyi oleh kedua ayat itu ??  Jelas, semua warga Gereja.  Jadi Gereja adalah Umat yg ber-Nyanyi, sebab dgn ber-Nyanyi ia saling Belajar dan Mengajar tentang Iman dlm Kristus.

Melihat hal tersebut diatas, kami dari daerah I-II termotivasi untuk exis kembali menyanyi / kor di dalam acara ibadah minggu di gereja kita HKBP Bekasi Timur Permai. Rencananya kami akan tampil menyanyi dalam waktu dekat ini yaitu pada ibadah minggu-II bulan Agustus 2016 dengan kor yang berjudul " SAI BURJU MA HO" Semoga lagu ini akan menginspirasi kita semua untuk menjadi jemaat “Naburju”