Dua setengah tahun Nabi Elia
tinggal di Sarfat, di rumah janda itu, walau pun perbekalan janda itu hanya
sedikit tepung roti dan sedikit minyak. Mereka bertiga boleh dicukupkan
perbekalan yang sedikit itu. Menurut akal manusia, janda bersama dengan anaknya
akan mati setelah perbekalan yang sedikit itu habis, padahal Elia dan janda itu
bukan menjadi kekurangan bahkan makanan mereka tidak habis-habisnya. Muzijat itu
terjadi karena janda itu patuh kepada firman Tuhan, karena janda itu memberi tumpangan
kepada hamba Tuhan.
Permintaan Nabi Elia supaya janda
itu lebih dahulu mempersiapkan makanan kepada Elia, boleh saja diartikan
permintaan yang egois. Namun itu hanya ujian kepada janda itu supaya dia
percaya kepada pemeliharaan Tuhan atas kehidupannya. Ternyata, tepung roti yang
sedikit itu tidak habis-habisnya selama dua setengah tahun karena diberkati
Tuhan. Itu bukti bahwa bukan karena usaha kita, kita boleh bertahan hidup;
bukan karena usaha kita kebutuhan kita terpenuhi. Usaha kita mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya tidak menjamin usia dan hidup kita, itu hanya alat melayani
Tuhan. Kita pasti tidak akan menjadi miskin dan tidak kekurangan makanan
apabila kita rela memberikan sedikit dari yang kita miliki kepada orang yang
membutuhkannya. Menolong sesama bukan menjadikan kita sengsara dan miskin,
bahkan menjadikan kita semakin menerima banyak dari Tuhan.
Karena dimotivasi kekhawatiran,
kita sering tidak rela memberikan banyak kepada kerajaan Tuhan. Kita sering
pelit memberi persembahan mingguan, bulanan, karena khawatir perbekalan kita
menjadi kurang dan sedikit. Dalam nats ini Elia meminta janda itu untuk lebih
dahulu mempersiapkan makanan kepada Elia. Ternyata, walaupun janda itu lebih
dahulu mempersiapkan makanan kepada Elia, makanan terus berlimpah, janda itu
dan anaknya bukan menjadi lapar. Bahkan tepung roti dalam tempayan tidak habis
dan minyak dalam bulibuli tidak kering.
Fakta itu memesankan, bahwa
dengan member kepada orang lain, khususnya orang susah, bukan menjadikan kita
kekurangan atau miskin, namun Tuhan memberikan berkatnya kepada kita berlimpah.
Tuhan memberikan hidup serta berkat lainnya kepada kita supaya kita boleh
menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan memberikan hidup dan memberkati usaha
kita, supaya kita menjadi berkat bagi orang lain. Masing masing menerima berkat
dari Tuhan sehingga dengan berkat itu kita boleh saling menolong. Iman kepada
Tuhan kita perlihatkan melalui kasih
kepada sesama. 1 Joh. 4 : 20. Menurut Amsal 14 : 31b “Tetapi siapa menaruh
belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia”; dan Amsal 19 : 17 “Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan
membalas perbuatannya itu”. Amen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar